Enam Sifat Pegangan dalam Hidup
Suatu masa ketika Nabi Syu'aib a.s. hendak menikahkan kedua putrinya dengan seorang Nabi Ulul Azmi yaitu Musa a.s. Maka dinasehatkanlah enam sifat kepada Musa a.s. Tiga sifat yang harus dijauhi dan tiga sifat lainnya yang harus diteladani.
Apakah tiga sifat yang harus dijauhi itu?
PERTAMA, "Janganlah engkau meneladai sifat ayam jantan".
Kesukaan ayam jantan adalah menarik perhatian ayam betina. Dengan senang hati ia mencarikan makanan untuk betina yang dia inginkan. Setelah ayam jantan tersebut bisa mendapatkan perhatian sang betina maka dikawinilah ia dan bertelurlah ia. Dan setelah sang betina bertelur maka pergilah sang jantan untuk mengawini betina yang lain. Ditinggalkannya betina terdahulu membesarkan anak-anaknya sendirian.
Filosofinya adalah hendaknya seorang lelaki sebagai suami tidak hanya merengguk kesenangan dari istri-istrinya kemudian meninggalkan tanggung jawab melindungi, menafkahi, dan mendidik istri-istri dan anak-anaknya.
KEDUA, "Janganlah engkau meneladani sifat burung dara"
Setelah kawin, sepasang burung dara sanggup menetaskan beberapa telurnya. Kemudian dalam 35 hari kemudian menetaskan beberapa telur generasi kedua. Dan dalam 35 hari kemudian menetaskan lagi beberapa telur generasi ketiga. Begitulah seterusnya.
Filosofinya adalah hendaknya sepasang suami istri setelah menikah harus mempunyai perencanaan yang baik dalam memiliki anak. Pastikan frekuensi kelahirannya tepat. Hikmahnya adalah dengan perencanaan yang tepat maka beban suami istri sebagai orang tua dalam membiayai dan mendidik anak dapat dilakukan dengan baik.
KETIGA, "Janganlah engkau meneladani sifat burung gagak"
Burung gagak selalu bersuara keras-keras. Tidak peduli dalam kondisi lapar ataupun keyang.
Filosofinya adalah janganlah kita selalu menggerutu dengan apapun rizki yang kita terima dari Allah. Dengan kata lain hendaknya kita harus selalu bersyukur atas pemberian dari Allah, baik dalam bentuk kesusahan ataupun kesenangan, kekurarangan atau kelebihan.
Dan apakah tiga sifat yang harus diteladani itu?
PERTAMA, "Teladanilah sang bumi"
Bumi itu meski ditimpakan padanya sebuah mobil yang berat, rumah yang berat, gedung yang berat, tidaklah ia akan mengeluh. Diterimanya saja beban apapun yang dibuat manusia atasnya.
Filosofinya adalah hendaknya kita meneladani sifat ikhlas yang dimiliki bumi. Dalam hidup, manusia akan selalui diuji oleh Allah dengan ujian yang ringan atau berat, dalam waktu yang lama ataupun cepat, dalam jumlah yang sedikit atau banyak. Manusia harus meneladani bumi yang tidak pernah khawatir tidak sanggup memikul bebannya. Karena Allah sudah janjikan bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya melebihi kekuatan yang dimilikinya.
KEDUA, "Teladanilah sang air"
Sifat air adalah selalu menuju tempat yang rendah. Air selalu berusaha menyeimbangkan ketinggiannya.
Filosofinya adalah hendaknya manusia meneladani sifat rendah hati dari air.
KETIGA, "Teladanilah sang angin"
Sifat angin adalah menyampaikan udara dari satu tempat ke tempat yang lain. Jika udara di tempat asal berbau harum maka harumlah udara yang dibawanya ke tujuan. Jika udara di tempat asal berbau busuk maka busuklah udara yang dibawanya ke tujuan.
Filosofinya adalah hendaknya manusia meneladai sifat jujur dari angin. Tidak melebihkurangkan apa yang dipercayakan kepadanya untuk disampaikan kepada orang lain.
Itulah enam sifat yang bisa menjadi pegangan kita dalam hidup, teladan dari Allah melalui Nabi dan Rasul-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar